Kamis, 03 September 2009

Hindari Makanan Berlemak Bagi Penderita Maag

Hindari Makanan Berlemak Bagi Penderita Maag

Gizi.net - Jakarta -- Makanan berlemak dapat mengakibatkan perut buncit. Penderita mag dianjurkan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, apalagi lemak tinggi. Saat penderita mag melakukan ibadah puasa, sebaiknya menghindari makan-makanan berlemak. Jika anjuran itu diabaikan, dipastikan penyakit mag tersebut akan kambuh saat puasa.


Dari sisi medis, kata dr Dadang Makmun SPPD-KGEH, sebenarnya penderita mag tidak sepenuhnya boleh menjalankan ibadah puasa. Namun, lanjutnya, jika penderita tetap memaksa dan bertekat melaksanakan puasa, maka boleh-boleh saja. "Asalkan, terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui seberapa parah mag yang dideritanya," ungkap Dadang saat berbincang dengan Republika, belum lama ini.

Dadang menambahkan, istilah mag sebenarnya adalah istilah umum. Istilah kedokteran untuk mag, menurutnya, adalah dyspeptia. Dijelaskannya, dalam dunia kedokteran ada dua jenis penyakit dyspeptia, yakni dyspeptia jenis organik dan fungsional. Inti dari penyakit itu adanya keluhan, rasa mual di ulu hati, kembung, dan rasa lain yang disebabkan oleh kelainan saluran pencernaan. "Bila penyakit ini sudah kambuh tentu saja tidak kuat menjalankan ibadah puasa, karena perut rasanya melilit-melilit," ujar Dadang.

Dokter yang mendiagnosis penderita maag, biasanya diperiksa tingkat keseriusan yang ada di peradangan lambung dan usus pasien. Ciri dalam dyspeptia organik adalah terdapat peradangan di sekitar lambung atau lecet-lecet yang disebabkan karena tumor atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan luka. "Penderita maag jenis inilah yang kami sarankan tidak boleh berpuasa dulu. Bila ingin berpuasa, maka yang diobati dulu adalah lukanya. Sebab setiap kali perutnya akan nyeri karena bertambahnya produksi pada asam lambung," lanjut dia.

Meski begitu, puasa ternyata justru membuat tubuh seseorang bertambah baik. Terutama pada penderita maag jenis dyspeptia fungsional. Biasanya penderita untuk jenis dyspeptia fungsional tidak diketemukan tanda-tanda tertentu di saat lambungnya diteropong. Penderita seperti itu hanya merasakan perutnya kembung, tanpa ada penyebab yang pasti. "Biasanya, penderita seperti itu lebih karena disebabkan faktor stress, yang seolah-olah perutnya mengalami keluhan tertentu," tambah Dadang.

Dadang menambahkan, justru penderita maag inilah yang paling baik untuk berpuasa. Di samping akan bisa menenangkan diri setelah beribadah secara tekun, biasanya lama kelamaan penyakitnya akan hilang sejalan dengan ketenangan jiwanya. Sebab, ujar Dadang, penyembuhannya memang dengan jalan ketenangan jiwa. Bukan dilakukan dengan pengobatan secara medis. Dalam dyspeptia fungsional tidak diketemukan keanehan, termasuk jenis bakteri Helibacter Pylori yang biasa menyerang pada penderita maag jenis organik. Sehingga jika penderita itu berpuasa, maka tidak akan terjadi perubahan dalam dirinya. Yang diperlukan, menurutnya, adalah tinggal menjaga makannya saja. Disarankan, penderita itu untuk melahap makan-makanan yang wajar ketika berpuasa dan sahur.

Dadang yang sehari-hari bertugas di RSCM juga menyarankan penderita maag tidak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas. Makan pedas, katanya, akan membuat perut kembung dan menyebabkan luka pada lambung. Penderita maag, disarankan untuk mengonsumsi air putih yang banyak karena fungsi air putih itu akan memperlancar saluran makanan.(lhk)

Sumber: Republika Online - Rabu, 19 Oktober 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar